Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Orasi Memperingati Sumpah Pemuda

Sahabat/sahabati sebangsa dan setanah air, 88 tahun yang lalu nawa cita perjalana perjuangan para pemuda yang berjejer membentuk organisasi-organisasi untuk melindungi daerahnya masih-masing dengan satu kesadaran akan kemerdekaan melebur jadi satu membentuk negara kesatuan republik indonesia yang berdaulat.

BADAN SEMI OTONOM PMII UNTAG 45 BANYUWANGI

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Salam silaturrahim teriring do’a kami sampaikan semoga Bapak/Ibu/Sahabat senantiasa dalam lindungi-Nya, serta eksis dalam menjalankan aktifitas keseharian. Amin. Kami pengurus komisariat pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi memutuskan hasil rapat badan pengurus harian (BPH) untuk media kaderisasi anggota dan kader maka di bentuklah badan semi otonom Kajian pendidikan, kajian politik hukum, dan kajian keagamaan oleh komisariat PMII UNTAG 45 Banyuwangi beserta bagan struktur yang telah ditetapkan.

sistem error. narasi di tanah bongkoran.

Ini saya tulis di desa bongkoran tempat segala penindasan yang sarat dengan pelecehan hak asasi manusia (HAM). saat hati ini tersayat, gundah entah selantang apapun kita para raja-raja pemerintah memalingkan wajahnya kami percaya perjuangan mereka tidakkan sia-sia. Bagaimana mungkin kita serba simlabim ditanah yang merdeka ini ternyata masih belum terjamah. saudara sebangsa masih mengalami ketertindasan baik jasmani dan rohani.

kidung lusuh

Jiwanya sepenggalah para martil yang hanya bercerita serta celoteh burung gagak yang memulai menyayat-nyayat tak hiraukan parau wajahnya mengatupkan rahang menahan luka. Pejuangnya tidak pagi bukan siang, sepenggal jiwanya hanya dongeng-dongeng doktrinal para penakut, penjilat, bahkan pendusta. Semangatnya kini salah membidik dari perjuangan kontras hanya dakwah-dakwah evolusi, revolusi, atau hanya sekedar reformasi. Tanah ini tanah para pahlawan Tanah ini tanah para ksatria Tanah ini tanah para pejuan Tanah milik mereka yang pandai menjilat. Karena pahlawannya tak lagi was-was dengan jumawanya bangga, bahkan membusunhkan hingga sindiran seksi toket para pemuda jadi julukannya. Otak-otak mereka sudah kolot di jajali nutrisi temuan2 para orang serakah. Pahlawannya lupa pada dirinya Ksatrianya pincang tak ada pijakan Pejuangnya tak bengis lagi bahkan pusaka-pusakanya tumpul dan karatan, generasinya telah mati. Pemimpinnya lupa akan rakyatnya, rakyatpun sibuk memb...