Jiwanya sepenggalah para martil yang hanya bercerita serta celoteh burung gagak yang memulai menyayat-nyayat tak hiraukan parau wajahnya mengatupkan rahang menahan luka. Pejuangnya tidak pagi bukan siang, sepenggal jiwanya hanya dongeng-dongeng doktrinal para penakut, penjilat, bahkan pendusta. Semangatnya kini salah membidik dari perjuangan kontras hanya dakwah-dakwah evolusi, revolusi, atau hanya sekedar reformasi. Tanah ini tanah para pahlawan Tanah ini tanah para ksatria Tanah ini tanah para pejuan Tanah milik mereka yang pandai menjilat. Karena pahlawannya tak lagi was-was dengan jumawanya bangga, bahkan membusunhkan hingga sindiran seksi toket para pemuda jadi julukannya. Otak-otak mereka sudah kolot di jajali nutrisi temuan2 para orang serakah. Pahlawannya lupa pada dirinya Ksatrianya pincang tak ada pijakan Pejuangnya tak bengis lagi bahkan pusaka-pusakanya tumpul dan karatan, generasinya telah mati. Pemimpinnya lupa akan rakyatnya, rakyatpun sibuk memb...