MUNCAR KOTA TUA

Foto oleh: Firdawati R.
tertiup angin semampai disamping haluan kosong namun
bising...
mulailah hati ini terasa bergejolak tanpa ampun ntah apa....
dibilik  kayu-kayu ini terlihat pemuda-pemuda lalu lalang
dengan kopinya yang hitam pekat bahkan kecoklatan....
adik-adik kecil bahkan mampu memekarkan gelak tawa
dipangkuan ibunya ...


sungguh rasanya tenang dan syahdu  dari kejauhan...
ohhhh betapa sore dan malam akan terus menyaksikan ini..
tapi tetap saja hati ini terasa bergejolak tanpa ampun ntah apa...
ternyata hati ini tidak bisa berdusta...
didinding langit-langit itu teropong asap muncul bersamaan senja..
dekat dan dekat kutelusuri..
hiakkkkk ......

mataku mulai memerah karna asap berwarna gelap itu..

nafasku mulai terengah-engah akibat  bau bangkai yg bahkan
tak satu setanpun enggan menghirupnya...
aku tersandung kali ini...
tapi tak apa ada air rasa aroma laut khas pesisir ....
air dengan warna hijau kecoklatan melumuri setiap
heningnya ketenangan jiwa..
air dengan biota lautnya yang ditemani kotoran-kotoran
beracun  berbentuk gunung...
aku dengan senja...
ditemani berpuluh-puluh perahu yang terombang-ambing
tak terpakai dan gersang..
angin telah menunjukkan kejantananya...
tepat didalam singgahan yang disebut
muncar kota kecilku...
muncar kota tuaku...
pudar.pudar bersamaan dosa...
sampai apipun tak bisa memberi cahaya...

by r. a firda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"CADRE"

PK PMII Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Galang Donasi