Akhir pramapaba; Prakondisi membentuk kader Militan
![]() |
Kebersamaan menjelang akhir diskusi |
Agenda pra Mapaba yang terakhir di kemas dengan diskusi ini sebagai penghujung berakhirnya Pramapaba dan para calon anggota baru akan memasuki tahap berikutnya di masa penerimaan anggota baru (Mapaba)
Setelah sebelumnya pada (18 dan 12/09) diisi pengenalan organisasi (PMII Red) oleh rayon dan berkolabirasi dengan pengurus komisariat.
Diakhir pramapaba (13/09) malam jum'at kemaren sengaja digelar diskusi oleh panitia penyelenggara karena tahap sesungguhnya dalam berorganisasi adalah berproses menciptakan budaya intelektual dan membentuk diri menjadi insan yang Ulul Albab.
Diskusi yang digelar dengan tema "PMII Dan Tridharma Perguruan Tinggi Sebagai Amanah Mahasiswa" dan Sahabat Taufiq WR Hidayat akrab dipanggil kang Fiq sebagai pemantik diskusi
Sebagai informasi kang fiq adalah budayawan sekaligus penulis sastra yang proggresif, tulisan-tulisan cukup mengakar pada realitas atau fenomena sekarang dan sarat akan kritik tanpa mengkhilangkan khasanah sastrawinya.
Menurut Rekse sebagai ketua rayon "penting bagi mahasiswa untuk dipupuk amanah besarnya ketika berbicara Tanggung jawab mahasiswa pada sosial dan sistem sosialnya, Mengaca pada Tridharma Perguruan Tinggi yg harus direalisasikan secara kongkrit".
Diskusi bertempat di resto gama, mulai diskusinya jam 19:00 hingga 21:50 dengan peserta berjumlah 25 orang, diskusi berjalan dengan lancar.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas.
"Berbicara mahasiswa secara formal yakni, memerlukan ijazah, pengalaman, dan ilmu. Dimana pengalaman ketika menjadi mahasiswa yang sangatlah penting, bahkan 90 % yang dapat bermanfaat bagi kita dalam menjadi mahasiswa adalah pengalaman, sedangkan yang 10 % nya ialah ilmu" ujar sahabat Taufiq w.r Hidayat
Ada 2 hal penting indra, yakni indra pendengaran dan juga indra penglihatan.
Dalam hal ini, yang paling penting menyerap pengetahuan adalah pendengaran. Sedangkan penglihatan hanya dapat menyerap 20% saja, yang 80% oleh pendengaran.
Pandangan itu menipu, karena manusia sangat mudah ditipu oleh pandangan dan penglihatan hanya berguna 5% saja bagi manusia. Beda halnya dengan pendengaran, pendengaran nyaris tidak digunakan dengan baik.
Terkadang apa yg kita lihat selalu berhasil disimpan, tapi apa yang kita dengar, mudah sekali dilupakan. Padahal 90% ilmu itu masuk melalui pendengaran. Mata sebagai alat indra penglihatan dapat ditutup dengan sendiri atas kesadaran diri.
Sedangkan telinga tidak dapat ditutup, karena pendengaran adalah sumber suatu pengetahuan. Maka fungsikanlah alat indra tersebut dengan baik agar apa yang kita terima bermanfaat bagi diri kita sendiri ataupun orang lain.
Sumber ilmu ada 3: yang pertama adalah mendengar (telinga), berfikir (otak), melihat (mata) dan merasakan (hati).
Gunakanlah, fungsikanlah, dan manfaatkan sumber ilmu tersebut dengan tidak lupa untuk berusaha menyeimbangkannya maka jadilah kamu manusia yang hebat.
Dalam hal apapun beruhalah dan biasakanlah untuk memikirkan akibat bukan sebab. Ketika kita memikirkan akibat maka kita akan lebih berfikir untk menemukan akibat dari suatu hal. Salah satu contoh "orang ini hebat", dari itu yang kita tekankan atau pikirkan bukan kepada kata hebatnya saja, namun apa yang membuat dia hebat. Dari hal itu kita dapat berfikir, mencari tau dan berusaha menjadi hebat.
Orang yang berfikir dengan baik ialah orang yang fleksibel pemikirannya. Semakin fleksibel, hidup akan semakin mudah, sebaliknya, orang yang kaku, hidup akan semakin sulit.
Jadilah seperti air yang tidak dapat hancur, ketika air itu diapakan saja bisa menyesuaikan. Jangan seperti batu yang mudah sekali untuk dipecahkan atau dihancurkan baik oleh benda tajam linnya atau dengan air sekalipun.
Sebagai manusia kita juga harus menjadi manusia yang kontekstual artinya dapat menyesuaikan. Ketika kita ingin merubah seauatu maka kita harus merubah diri sendiri dulu karena perubahan yang paling inti itu dari diri sendir, tak perlu merubah keadaan karena keadaan itu netral, yang peli diubah adalah manusianya.
Siapkan diri ditempat dan kondisi apapun dan jadilah manusia yang orisinil, artinya menjadi manusia yang apa adanya tanpa adanya kemunafikan.
Resto gama, 13 sept 2018
May
kader rayon gadjah mada
Komentar
Posting Komentar
Kritik dan Saran Sangat Di Butuhkan Untuk Membangun Blog