Inferioritas PC PMII Banyuwangi!
PMII UNTAG 45 BANYUWANGI- Sahabat Maulana, seorang anggota PMII komisariat untag 45 Banyuwangi. Anggota baru rayon bhinneka. Terluka saat mengikuti aksi intruksi dari PC PMII pada Hari Tani Nasional 24, September 2019 di depan kantor DPRD Banyuwangi.
Ketua Rayon Bhinneka sahabat Abd. Aziz mengungkapkan tidak terima atas kejadian terluka nya anggota nya. Yang di duga karena ulah aparat kepolisian manarik kaki Maulana sehingga mengakibatkan kepalanya terbentur pada pagar menyebabkan pelipis mata kanannya tergores atau terluka.
Sahabat aziz selaku ketua rayon mendesak PC PMII untuk melakukan aksi kepada Polres Banyuwangi agar bertanggungjawab atas inseden terluka nya sahabat maulana.
PC PMII responsif menanggapi isu itu, dan pada hari Kamis 26 September 2019 menginstruksikan PMII se - Banyuwangi agar melakukan aksi dengan tiga tuntutan antara lain:
1. Menuntut Polres Banyuwangi segera meminta maaf secara terbuka atas insiden terluka nya kader PMII.
2. Menuntut Polres Banyuwangi untuk memberhentikan oknum polisi yang melakukan tindak kekerasan kepada kader PMII Banyuwangi.
3. Menuntut Polres Banyuwangi untuk bertanggung jawab secara medis terhadap kader PMII Banyuwangi.
Sayang seribu sayang, perintah seruan aksi dari PC PMII Banyuwangi tidak terlaksana. Seakan jinak di kandang Polres. Instruksi aksi yang semula di rencanakan, tidak terjadi sama sekali di Polres Banyuwangi. Melainkan di giring masuk kedalam ruangan ber AC untuk audiensi.
Pantas semua kader komisariat dan rayon yang hadir di intruksi aksi lantas kecewa dengan PC PMII Banyuwangi. Terutama para kader dan anggota bhinneka yang telah menyiapkan orasi, dan bentuk tulisan lain. Penulis menganggap PC PMII Banyuwangi tidak punya taring menunjukan pada penderiannya untuk aksi. Penulis berpendapat kalau aksi ini politis, dan tidak menunjukan warga pergerakan. Bendera telah dikibarkan mengapa lantas di turunkan untuk audiensi di dalam? Terlalu inferior untuk sekelas cabang.
Tidak hanya itu, di bungkam nya dokumentasi berupa video ketika di dalam ruangan oleh aparat kepolisian juga menjadi kekecewaan tersendiri. Meskipun secara sembunyi salah satu di antara sahabat sahabati PMII ada yang mampu merekam video permohonan maaf dari kapolres. Namun bila merujuk pada tuntutan yang pertama yaitu "Menuntut Polres Banyuwangi segera meminta maaf secara terbuka atas insiden terluka nya kader PMII." Dengan tidak di perbolehkan nya merekam video saat audiensi sudah tidak mencerminkan meminta maaf secara terbuka. Terbuka yang di maksud awalnya ada di hadapan anggota dan kader PMII beserta media. Dan tidak ada reaksi dari PC PMII Banyuwangi seketika di bungkam.
Sahabat aziz juga menambahkan, kecewa dengan sedikitnya kuantitas massa yang hadir. Padahal PMII tergolong sebagai organisasi terbesar di Banyuwangi namun PC PMII Banyuwangi tidak bisa mengarahkan seluruh kadernya untuk aksi pada hari itu.
Penulis menambahkan kekecewaan sahabat aziz adalah suatu bentuk keresahan bersama. Bahwa tidak patuh pada pimpinan organisasi adalah suatu bentuk pengkhianatan. Salam pergerakan!
Wallahul Muafiq Ilaa Aqwamit Thoriq.
Penulis :A
Komentar
Posting Komentar
Kritik dan Saran Sangat Di Butuhkan Untuk Membangun Blog