Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Banyuwangi Butuh Air Bukan Emas

PMII UNTAG 45 BANYUWANGI-Opening Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIMDA) PMII Jawa Timur yang di selenggarakan oleh Pengurus Koordinator Cabang (PKC)  segera di mulai. Sesuai dengan Peraturan Organisasi (PO) d alam keputusan MUSPIMNAS 2019 di Boyolali pasal 8 ayat 2 yang berbunyi, Muspimda dilaksanakan oleh Pengurus Koordinator Cabang, ayat 4 bahwa Muspimda membahas kebijakans trategis PMII setiap wilayah PKC dan merekomendasikan di wilayah masing-masing PKC. Menanggapi peraturan organisasi ayat 4, yang penulis kaitkan dengan kondisi realitas Banyuwangi. Kota yang berada di ujung timur jawa sudah lama mengalami krisis ekologis banyak pemodal asing yang masuk di Banyuwangi ingin menguras sumber daya alam (SDA)  yang melimpah di Banyuwangi maka harus ada kajian secara strategi RTRW (rencana tata ruang wilayah Banyuwangi ) salah satunya konflik yang ada di Banyuwangi secara nasional, khususnya di Kec. Pasanggaran (Banyuwangi selatan).  Ada aktifitas pertamba...

CATATAN KECIL KADER PMII BANYUWANGI

PMII UNTAG 45 BANYUWANGI-Sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tentunya bangga melihat Alumni nya dapat menjadi Gurbernur Jawa Timur. Sama sama ditempa di rumah kalangan Nahdliyyin. PMII sendiri memiliki Nilai Dasar Pergerakan yang di rumuskan dalam satu kalimatun salwa yaitu Tauhid, Hablum minallah, Hablum minannas, dan Hablum minal alam. Rumusan itu yang menjadikan kerangka berpikir, bergerak, dan refleksi bagi setiap kader. Dalam acara mata najwa Bu Khofifah Indah Parawansa jelas mengaku sebagai kader PMII. Artinya Gurbernur memiliki nilai yang sama dengan saya (penulis) selaku kader PMII Banyuwangi. Lalu menyikapi problematika yang terjadi di Banyuwangi, yakni permasalahan sosial ekologis khususnya pertambangan di wilayah Gunung Tumpang Pitu dan Gunung Salakan yang dilakukan oleh PT. Bumi Suksesindo (BSI)  dan PT. Damai Suksesindo (DSI).  Sudah jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada rumusan Nilai Dasar Pergerakan PMII...

Stop neo imperialisme, tolak omnibus law !!

Gambar
PMII UNTAG 45 BANYUWANGI-Kamis 27 Februari 2020, kantor kesekretariatan PC PMII Banyuwangi. Menggelar kegiatan diskusi bertemakan "Kontroversi Omnibus Law : Solusi atau Delusi?".  Dengan dihadiri beberapa komisariat dan rayon PMII se bwi. "Dalam perspektif hukum, omnibus law tidak sama sekali dikenal di dunia perundangan undangan". Menurut Tejo Rifa'i. Omnibu law sendiri dikalangan mahasiswa dikenal dengan kata sapu jagat. Biasanya omnibus digunakan di dalam negara yang menggunakan sistem undang-undang common law (artinya satu UU untuk banyak perkara). Tidak dengan negara seperti Indonesia ini yang menggunakan sistem perundang-undangan civil law (artinya tiap perkara di atur dalam UU khusus). Menjadi kontroversi, omnibus law dirasa munculnya tidak berangkat dari kebutuhan rakyat tapi berangkat dari target pemerintah. Terkesan tergesah gesah guna mempercepat laju investasi di Indonesia. Apalagi omnibus muncul pasca pemilihan presiden. Meni...

Pergerakanku

Gambar
Pergerakanku... Terima kasih atas jasamu Yang telah melahirkan generasi progresif Menciptakan mahasiswa yang pluralis Membimbing anak muda ke arah vertikal dan horisontalis Menjadi kiblat berproses yang dinamis Wahai Pergerakanku Padamu ilmu dan bakti ku berikan Padamu jiwa dan raga ku dedikasikan Padamu hidup dan mati ku perjuangkan Tapi kini, Pergerakanku Terkontaminasi oleh pecundang generasi sendiri Dikotori dengan ambisi kekuasan yang telah menjadi orientasi Permainan mani politik menjadi alat tunggal kesana-kesini Karena, tergila-gila dengan pucuk pimpinan negeri Wa,wa,wahai Pergerakanku Imanmu telah terkikis Islammu telah bengis Dan Ihsanmu telah menjadi realistis Sebab, penerusmu cinta pada politik pragmatis 26, februari 2020 By : Aziz 

Dinamika politik kekuasaan PMII Banyuwangi.

PMII UNTAG 45 BANYUWANGI-"Politik cuma sarana". Begitu kiranya tulisan Taufiq WR dalam bukunya yang berjudul agama para bajingan. Tulisan ini diambil dari karya beliau, kiranya tepat dalam menggambarkan kontestasi politik hari ini yang tidak bisa di  artikan secara sempit. Artinya politik diartikan secara luas, dalam kehidupan nyata maupun proses dalam ber-PMII. Menjelang konfercab. Qola atau berkata kawan Ali bin abi thalib: "barangsiapa beriman pada dunia, maka dunia akan mengkhianatinya". Kiranya menjadi pengingat bagi sahabat/i dari pengalaman politik konfercab tahun lalu yang tak mudah, berakhir dramatis dan tragis bagi Kaderisasi. Menciptakan blok dan gengsi. Barangkali keinsafan dan penyesalan. Nasehat suci, bagi setiap kader dan anggota PMII agar mawas dalam politik kekuasaan. Berhati hati dalam sebuah politik kekuasaan. Jangan di perebutkan secara mati matian dan memakai segala cara yang merusak proses kaderisasi, konstruk bepikir, dan idealisme k...

Ujung tombak kaderisasi dipolitisi

PMII UNTAG 45 BANYUWANGI-Miris:  Pergantian kepengurusan menjadi sebuah ajang unjuk taring kepemimpinan periode selanjutnya. Energi baru, semangat baru, begitupun kepengurusan baru. Seharusnya. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia alias PMII namanya. Organisasi pengkaderan mahasiswa. Termasuk organisasi terbesar di Indonesia dengan kurang lebih 240 cabang yang tersebar di seantero negeri. Belum lagi jumlah komisariat dan rayon di bawahnya. Dari banyak nya jumlah komisariat dan rayon di tiap tiap daerah, menjadikan PMII sebagai organisasi dengan kader terbanyak se Indonesia. Saya meyakini itu. Nah, dari sini mulai terdapat perbedaan antara komisariat kecil dan komisariat besar. Dengan jumlah tentunya. Memang tidak menafikan, sering kali kuantitas menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan satu kepengurusan. Ada komisariat tanpa rayon dan ada komisariat dengan rayon. Ada rayon atau tidak, memang menjadi ciri ketika seseorang memandang. Namun, titik fokus nya adalah mampuka...

*Krisis Ekologi Banyuwangi*

Gambar
Balai Desa Gendoh, 11 Februari 2020. PMII Untag 45' Banyuwangi bersama warga, pemuda, dan mahasiswa melaksanakan nonton bareng film dokumenter "The Bajau". Ada sekitar 75 penonton hadir di lokasi. Acara pembukaan dimulai dengan menyanyikan Indonesia raya mengingat film the bajau sendiri mengangkat tema tanah air. Selanjutnya di lanjutkan Nonton bareng film "The bajau" dengan di akhir pemutaran film di isi pentas karya kawan kawan solidaritas perjuangan dengan lagunya yang berjudul "Apa kabar Tumpang Pitu". Setelah diisi lagu, beranjak kepada acara inti yakni diskusi dengan 4 pemantik diskusi yakni: Gus Roy Murtadho, Bung Merah Johansyah, Mbak Susan, dan Bung Ahmad Asof.  Banyak sekali pesan yang bisa diangkat dari film tersebut. Film the bajau sendiri memaparkan dampak aktivitas pertambangan terhadap masyarakat perairan sekitar yakni suku bajo sendiri. Bagaimana suku bajo yang secara paksa disuruh pindah untuk ke daratan yang padahal kehi...